My Name Is Hilda Agustiani

My Name Is Hilda Agustiani
Dalam fisiologi, senyum adalah ekspresi wajah yang terjadi akibat bergeraknya atau timbulnya suatu gerakan di bibir atau kedua ujungnya, atau pula di sekitar mata. Kebanyakan orang senyum untuk menampilkan kebahagian dan rasa senang. Senyum itu datang dari rasa kebahagian atau kesengajaan karena adanya sesuatu yang membuat dia senyum, Seseorang sendiri kalau senyum umumnya bertambah baik raut wajahnya atau menjadi lebih cantik ketimbang ketika dia biasa saja atau ketika dia marah.

Sabtu, 01 Oktober 2011

MARI MELEPAS KAWAN

Berbagi cerita dari sebuah pengalaman hidup yang menginspirasi ;)
Apakah kita sedang dibuat jengah oleh orang-orang yang tidak kita sukai??
Spesial teruntuk sahabat-sahabatku ;)
SAYA UCAPKAN SELAMAT MEMBACA :
Terkadang kita tidak bisa terlepas dari yang namanya KEBENCIAN, termasuk AKU. Heee
Seringkali mood kita berubah jadi kaku dan flat, entah kenapa tanpa ada sebab musababnya yang jelas, ah tapi itu tidak mungkin adanya, dimana ada akibat pasti disitu juga ada sebabnya yang menjadi dalang, “wayang golek kali dalang” hehe. Lanjut…….
Hidup terasa kurang lengkap jika tidak ada yang menemani, baik keluarga, sahabat ataupun kekasih, eits satu lagi FOE or ENEMY atau yang lebih terkenal dikehidupan orang Indonesia, apalagi kalu bukan “MUSUH”. Musuh??? (-,-“) lho kok musuh, bukankah tidak baik kita memelihara musuh, kalau memelihara emas ya boleh-boleh saja, apalagi nilai emas sekarang sedang naik daun, alih-alih investasi buat tua nanti, lho apa hubungannya?? Haha, next…
Bukankah satu musuh saja itu lebih ganas daripada kita mempunyai seribu prajurit (red; teman). Terus ngapain musuh itu kita pelihara? “Yaaaa gak apa-apa kali biar beranak, kan seru” heee (Jangan ditiru berbahaya !!!)
Well, maksud saya disini jadikanlah musuh sebagai tolak ukur dalam kehidupan kita, harusnya kita bisa berpikir kenapa kita mempunyai musuh, dari manakah datangnya musuh tersebut dan kenapa musuh sering identik dengan orang yang sering melukai kita. Berarti kalau kita melukai diri sendiri, berarti kita juga musuh bagi diri kita sendiri, “kurang lebih begitu” hee dan saya juga sering heran, mengapa orang lain juga sering melukai kita? Mereka mencurangi kita, mengecewakan, mengatakan hal-hal yang buruk mengenai kita sepanjang waktu. Terkadang sudah jadi fitrah manusia ingin sekali membalasnyadan marah, jika kontrol emosi kita mulai terpancing. Mengapa kita tidak bisa membuatnya berlalu? Jika kita tidak bisa melepasnya, orang itu akan terus melukai kita, terus mencelakai kita. Ini adalah hal yang aneh, sebab mereka melukai kita tapi kita melekat terhadap hal itu, sehingga mereka melukai kita lagi dan lagi, setiap kita memikirkannya, mereka melukai kita sekali lagi.
Jika kita melihatnya dengan hal itu, kita bisa melihat bahwa hal yang paling tidak logis , tidak rasional, yang bisa kita perbuat adalah MARAH terhadap ORANG YANG MELUKAI kita. Sebab , saat mereka melukai kita, lalu kita marah, maka mereka melukai kita dua kali. Jika kita melepasnya, dan mereka hanya melukai kita satu kali, kemudian kita melepasnya. Selesai. Fungsikanlah kelebihan kita sebagai makhluk yang mempunyai akal, lalu pikirkanlah segala sesuatunya.
Kemudian kita juga sering terpancing dengan hal yang tidak jelas, misalkan ketika mood kita baik, lalu tiba-tiba kita melihat orang yang kita benci berlalu lalang didepan kita, tiba-tiba entah mengapa mood kita dibuat terbalik langsung ke suhu 360 derajat, menjadi pribadi yang snewen dan dibuat marah-marah tidak jelas. Lalu kita dibuat seperti orang stres oleh diri sendiri karena ketidaksukaan atau kemarahan pada seseorang. Akhirnya, marilah kita MELEPASKAN semuanya, supaya kita menjadi pribadi yang tidak terserang penyakit “syindrom snewen dadakan” (memangnya ada ya nama penyakit itu??) hahaa
Kita semua harus belajar cara melepas. Dengan tidak mampu melepas, membawa terus kenangan masa lalu, perasaan negatif masa kini, ketakutan akan masa depan, akan menyebabkan begitu banyak duka dan rasa sakit. Bukan hanya pada kita, namun juga pada orang yang bersama kita. Dengan belajar melepas, bukan berarti kita melepas sepanjang waktu, kita tidak bisa melepas segala hal sepanjang waktu, akan tetapi sungguh indah jika dalam rutinitas kita kapan saja, dalam situasi apa saja, kita memiliki kemampuan yang sebagian besar orang tidak bisa lakukan. Sekedar melepas dan membiarkan segala sesuatu berjalan alami.
Cara pertama melepas, bisa diilustrasikan dari pengalaman pribadi bersama salah seorang sahabat saya dan terispirasi dari apa yang saya baca. Dalam kejadian ini, berawal dari curahan hati “sesi curhat” kemudian saya mencoba merespon dan menjawabnya melalui sebuah sentuhan kecil dan note ini. Saya memberikan sebuah gelas kepada nya, kemudian dibiarkannya cangkir itu tepat diatas telapak tangannya selama kurang lebih lima menit, hampir menginjak lima menit, saya mencoba bertanya kepadanya “ bagaimana rasanya, berat?” dia menjawab “IYA”, selanjutnya saya intruksikan untuk menurunkannya (red; melempar/ membuangnya), dan saya pun bertanya kembali “bagaimana rasanya setelah gelas itu diturunkan (dilemparkan) ??”, jawabnya “ringan tidak pegal (kurang lebih jawabnya seperti itu). Ini jawabanku teman :
Lihatkan??? Itu hanya berat jika kita melekat padanya. Ya, itu hanya berat ketika kita memegangnya, namun ketika kita melepasnya, tidaklah berat lagi. (simpelkan? He), memang terkadang kita sulit melakukannya, saya pun masih begitu, tapi kalau sudah ada niat dan memulainya selagi ada kesempatan, APA SIH YANG GAK BISA?? Haha, Jadi hal-hal berat apa yang kita miliki sekarang dalam hidup?? Pekerjaan, penyakit, kesulitan uang,……, apakah itu berat?? HANYA BERAT JIKA KITA MEMEGANGNYA. Hal ini memberi kita pemahan bahwa cara pertama MELEPAS adalah MEMBUANG hal-hal.
Mari kita buang hal-hal yang tidak penting terlebih lagi menggangu pikiran kita, semoga kita bisa yaa. Amin…
Nb : bukan berniat menggurui karena salah-satu alasan saya menuliskan note ini hanya untuk memotivasi diri sendiri, berbagi pengalaman dan satu lagi menepati janji saya ;D dan mohon maaf jika ada kata-kata yang tidak enak untuk dibaca.
Bye-bye: SEMOGA BERMANFAAT, Jazakumullah khairan ;)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar